Tulisan ini diambil dari laman web islamiconline.com dalam bahasa indonesia dan telah diterjemahkan olehku ke bahasa melayu. Tidak bermaksud untuk ditujukan ke siapa-siapa dan tidak juga untuk menyindir mana-mana belah pihak sekalipun, tetapi untuk direnungkan bersama dan diambil pengajarannya. Semoga dapat mengambil apa yang baik dan ditinggalkan apa yang buruk. Yang baik datangnya dari Allah s.w.t dan yang buruk datang dari manusia yang penuh dengan kesilapan.
FENOMENA AKHWAT DI FACEBOOK
"Ada FB tak?"
"Tak ada la. Tapi ada blog".
Tak berapa lama kemudian.
"Kenapa gamba kat blog kau tu, semua gamba budak-budak kecil je?? Mana gambar kau?", tanya seorang akhwat yang baru dikenal dari forum radiopengajian.com.
...
"Tu semua gamba anak-anak buah aku yang comel-comel.. ", jawabku.
Suatu hari di perkumpulan bulanan keluarganya..
"Adik, kenapa tak letak
gamba kat fb ??", tanya kakak sepupu yang baru saja menambah dia sebagai
kawan di fb .
"Hehe.. takut nanti
banyak peminat pulak..", jawabku singkat sambil tersenyum.
Suatu siang di perkumpulan keluarganya lagi..
"Kak, kenapa remove tag kat gamba yang adik letak hari itu? Kenapa kak??", tanya seorang adik yang hanya berbeza setahun dibawahku..
"He..", jawabku sambil senyum yang agak terpaksa.
Suatu malam di rumah
seorang murid.
"Apa nama kamu kat fb?? Saya add ya..", tanya bapak dari muridku.
Setelah add FB ku sang bapak bertanya: "Kenapa tak letak gamba ye??"
Aku hanya boleh tersenyum dan diam saja
Dari beberapa kejadian itu, aku hanya boleh menyimpulkan bahwa yang pertama kali dilihat orang ketika add seseorang di FB adalah gambarnya. Entahlah apa alasannya, mungkin memang nak tahu bagaimana wajah sang pemilik FB, padahal kan yang telah kita add biasanya yang sudah kita kenal kan. Lantas jika memang sang pemilik akaun tidak meletakkan gambar dirinya di FB, mesti itu yang menjadi bahan pertanyaan, bahkan untuk seorang akhwat sekalipun.
Jika diselidik-selidik, fenomena foto akhwat yang bertebaran di dunia maya nampaknya sudah bukan sesuatu asing lagi. Kita dengan mudah menemuinya di FB. FB yang merupakan suatu laman web jejaring sosial begitu berdampak besar bagi pergaulan masyarakat dunia, pun termasuk pergaulan di dunia ikhwan akhwat.
Maraknya gambar akhwat yang bertebaran di FB, membuat LDK (Lembaga Da'wah Kampus) suatu kampus ternama harus membuat peraturan yaitu tidak memperbolehkan akhwat aktivis da'wah kampus memajang foto dirinya di FB. Mesti banyak reaksi yang muncul dari peraturan dan kebijakan itu, mulai dari yang taat menerima dengan lapang dada sampai ada juga yang tidak menerima. Namun apalah erti sebuah peraturan jika memang kita tidak mengetahui fungsi dan tujuannya dengan benar, dapat dipastikan peraturan hanya untuk dilanggar jika ditegakkan tanpa kefahaman.
****
Di suatu perkumpulan
para akhwat aktivis da'wah kampus..
"Jomla tangkap gamba sama-sama..," rayuku sebagai fotografer ketika terheran-heran melihat seorang akhwat yang tidak mahu ikut tangkap gamba, menjauhkan dirinya dari kumpulan akhwat yang siap-siap ber-posing.
Selidik punya selidik ternyata akhwat tersebut dah bosan untuk tangkap gambar sebab gambarnya telah beredar di FB padahal dia tak mempunyai FB pun. Gambarnya boleh beredar di FB disebabkan teman-teman satu jurusan mengkongsikan gambar-gambar bersama di FB yang tentu saja ada dirinya di dalam foto itu. Padahal saat itu, aku belum ada FB (hanya memiliki blog di multiply) dan tidak terlintas sedikit pun niat untuk mempublish foto itu di dunia maya, hanya untuk disimpan di folder peribadiku. Gambar kebersamaan dengan para saudari seperjuangan yang untuk membangkitkan semangat di saat-saat tak bersemangat, hanya dengan melihatnya.
Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata betul bahwa orang-orang termasuk akhwat sudah terbiasa berkata: "Nanti jangan lupa upload dan tag in di FB ye.." setelah melakukan perfotoan bersama.
Memang betul! Di suatu
kesempatan yang sangat mudah di dunia maya, di saat aku akhirnya memutuskan
membuat akun FB, melihat-lihat, berkunjung ke FB para akhwat, dan ternyata
benar saja gambar-gambar akhwat dengan mudah dilihat para pengguna FB yang
telah menjadi temannya. Aku yang memiliki kepribadian idealist agak terkejut
juga melihat hal itu, secara baru terjun di dunia FB. Terkejut karena
kecantikan para akhwat dengan mudah dinikmati oleh orang lain. Aku agak bingung
juga harus bagaimana melihat fenomena akhwat facebook. Ada kekhawatiran apakah
terlalu idealist nya fikiranku yang mungkin sebenarnya upload gambar itu sudah
menjadi hal yang biasa saja di kalangan para akhwat. Itulah reality yang ada.
Entah apa yang melatarbelakangi para akhwat akhirnya mengkongsikan gambar
pribadinya atau bersama kawan-kawannya di FB.
Hingga akhirnya pada suatu hari, terjadilah sebuah perbualan:
"Kenapa yang dilarang meletakkan gambar tu cuma akhwat? Kenapa ikhwan juga tak dilarang?? Bukannya sama ke?? Sama-sama akan dinikmati kecantikan atau kekacakannya kan??", tanyaku bertubi-tubi kepada seorang saudari yang sepemikiran denganku tentang fenomena gambar akhwat di FB.
"Mestilah berbeza.. Cuba kita lihat perempuan yang minat dengan artis-artis lelaki Korea, mereka hanya melihat lelaki Korea itu setakat tengok je.. Tapi kalo lelaki yang melihat gambar perempuan itu lain. Kamu tahu kan daya melihatnya lelaki itu lain?? Ada pemikiran-pemikiran tertentu dari para lelaki ketika melihat seorang perempuan walaupun hanya sekadar gambar"
Hmm.. yeyeye.. Memang aku pernah mendengar bahwa daya lihat seorang lelaki itu 3 dimensi. Laki-laki boleh membayangkan dan memikirkan hal-hal yang abstrak diluar dari yang dia lihat. Bahkan katanya lagi, seorang laki-laki boleh memikirkan seorang perempuan tanpa berbusana hanya karena melihat seorang perempuan yang berbusana mini berlalu di hadapannya. Namun kebenaran itu belum dapat kubuktikan karena aku hanyalah seorang perempuan biasa bukan seorang laki-laki.
Memang patut Allah memerintahkan kita untuk menahan pandangan, seperti dalam firman-NYA:
Katakanlah kepada orang
laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya. . . . ." [QS. An-Nuur : 30-31]
Ayat ini turun saat Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam pernah memalingkan muka anak bapak sedaranya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama memandang wanita Khats'amiyah pada waktu haji. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, "Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?" Beliau Shalallahu 'alaihi wassalam menjawab, "Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka".
Dari ayat diatas dapat
dilihat bahwa yang diperintahkan untuk menahan pandangan bukan saja laki-laki
namun juga perempuan. Untuk itu, sudah seharusnya kita menjaga pandangan dari
hal-hal yang tidak seharusnya kita pandang.
Lalu apa hubungannya dengan meletakkan gambar di dunia maya??
Jika dulu kes menjaga pandangan hanya kerana bertemu dan bertatap langsung, namun saat ini sudah lebih canggih lagi, tanpa bertemu dan bertatap pun, godaan menahan pandangan itu tetap ada. Ya! Boleh jadi dengan banyaknya bertebaran gambar akhwat di dunia maya, itulah godaan terbesar. Buat para ikhwan, harus mampu menahan pandangan di saat majunya kemudahan di dunia maya, di saat-saat bersendirian berada di depan layar komputer ataupun laptop. Tumpukan hati terpaut dengan Allah saat-saat bersendirian, jangan sampai kita menikmati foto akhwat yang bertebaran di dunia maya. Buat para akhwat, yang memang merupakan godaan terbesar bagi para ikhwan, akankah kita terus menciptakan peluang untuk membuat para ikhwan "terpaksa" memandangi gambar-gambar pribadi kita?
****
Kejadian demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak menyedarkanku akan pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak mudah meletakkan gambarnya di dunia maya.
Beberapa hari belakangan ini, ketika sedang mencari desain kebaya wisuda untuk muslimah bertudung di mesin pencari google, diri ini dipertemukan dengan sebuah blog yang bernama "Jilbab lovers". Pecinta tudung. Ya! Sesuai namanya, di blog itu berisi hampir semuanya adalah foto-foto muslimah bertudung dengan berbagai gaya. Di antara beberapa gamar muslimah berjilbab itu, aku temukan 3 comment yang mengkritik seorang gadis, aku akui gadis dalam foto itu sungguh cantik, memenuhi kriteria wanita cantik yang biasanya dikatakan sebagian besar orang. Beginilah kurang lebih comment 3 orang laki-laki pada foto gadis itu dengan sedikit perubahan:
" Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa salam kenal.."
"Subhanallah ada
juga makhluk Allah seperti ini ya.."
"subhanallah.."
Jika kita lihat ke-3 komentar diatas, boleh dilihat bahwa comment nya begitu islami dengan kata-kata Subhanallah namun juga menyiratkan bahwa sang pengkritik begitu menikmati kecantikan sang gadis di dalam foto. Hal ini menandakan bahwa siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan menikmati kecantikan sang gadis bertudung. Allahurobbi,, akankah kita -para akhwat- rela jika kecantikan diri kita dapat dengan bebas dinikmati oleh orang lain yang belum halal bagi kita bahkan belum kita kenal?
Mungkin akan ada sebagian dari kita -para akhwat- yang akan menepisnya: "Aaahh,,tu kan gambar close-up. Kalau gambar sama-sama tak pe la kan ??"
Hmm.. ada satu lagi yang kutemukan di dunia maya mengenai foto muslimah bertudung. Pernah suatu hari, ketika diri ini mencari gambar kartun akhwat untuk sebuah publikasi acara LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) di google, kutemukan gambar muslimah bertudung yang sudah diedit sedemikian rupa hingga menjadi sebuah gambar lucah. Memang gambar itu tidak kutemukan langsung diawal-awal halaman pencarian google, tapi berada di halaman kesekian puluh dari hasil pencarian keyword yang aku masukkan. Terlihat foto wajah sang muslimah begitu kecil (kuduga dicrop dari sebuah gambar) dan di bagian bawah wajah sang muslimah berjilbab diedit dengan dipasangkan gambar sesuatu yang seharusnya tidak diperlihatkan. Naudzubillahimindzalik..
Bagaimana perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang sudah diedit menjadi gambar lucah dan dinikmati oleh orang banyak di dunia maya? Atau bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto kita yang sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar lucah?
Semoga saja hal ini
tidak menimpa diri kita. Ya Rabb,, bantu kami para akhwat- untuk menjaga
kemuliaan diri kami..
Mungkin kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini"
Suatu ketika, diri ini
menemukan blog (multiply, red) seorang ustadz. Dalam blog itu, terlihat foto
sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil, tanpa terlihat ada
istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan: "mohon maaf tidak
menampilkan foto istri saya.."
Dari situ aku ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak ingin menampilkan foto sang istri. Boleh jadi kerana begitu besar cintanya terhadap sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri selain dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb,, semoga kami -para akhwat- bisa menjaga kemuliaan diri kami..
Mungkin kita bisa mengambil hikmah dari kejadian di bawah ini.
Beberapa waktu yang lalu ada berita bahwa ada seorang ikhwan yang tiba-tiba minta taaruf dengan seorang akhwat padahal belum kenal sang akhwat dan hanya melihat gambar sang akhwat di FB. Huufffhh.. ada-ada saja..
Jika diliat dari akar masalahnya mungkin berasal dari gambar sang akhwat di FB, bukan begitu??
Jadi, apa yang akan kita
para akhwat- lakukan setelah ini??
****
Tulisan ini dipublish terutama ditujukan pada diri sendiri sebagai seorang akhwat yang masih harus terus belajar menjaga kemuliaan diri serta untuk saling mengingatkan para facebookers yang lain. Semoga kita bisa menjaga kemuliaan diri kita sebagai seorang akhwat ketika berada di dunia maya. Ketika kita -para akhwat- ingin mengupload foto pribadi atau bersama sahabat seperjuangan di dunia maya, tanyakan lagi pada hati kita: untuk apa foto itu dipublish di dunia maya, timbangkanlah masak-masak sebelum meng upload nya, lebih banyak manfaat atau mudharatnya. Tentunya bukan hanya masalah gambar yang terpampang di dunia maya yang mengharuskan kita menjaga kemuliaan diri tapi juga ketika kita berinteraksi di dunia maya, entah melalui comment ataupun chat yang bersifat lebih privacy.
"Kejahatan itu bukan hanya sekadar berasal dari niat seseorang untuk berbuat jahat tapi kerana ada kesempatan. Waspadalah..Waspadalah..!!!"
Semangat bermanfaat!
Jadikan dunia maya sebagai ladang amal kita
No comments:
Post a Comment